SASTRA
BUKAN HANYA SEKEDAR KATA
Sebuah pernyataan yang dapat memberikan pandangan
luas. “Sastra Bukan Hanya Sekedar Kata” adalah ungkapan yang benar
keberadaannya. Hal yang dapat membuat manusia sadar akan kemanusiaannya. Semua diulas
dalam sastra,dengan adanya sebuah karya sastra berupa
novel,puisi,cerpen,hikayat,drama dll, namun kadang banyak manusia yang
menyepelekan hal itu,dengan rupa-rupa pertanyaan “apa itu sastra?” untuk apa
sastra?”. Mereka hanya orang-orang yang tidak mengerti bagaimana kehidupannya
adalah sebuah karya sastra nyata yang ia jalani. Karena karya-karya sastra
muncul dengan pandangan kehidupan,dilihat dari segi kehidupan sesungguhnya.
Mungkin beberapa karya sastra berada dalam khayal dan fiksi, sehingga
dianggap sebagai karya lamunan atau khayalan. Itu adalah hal ketidaktahuan
orang-orang bahwa sesungguhnya kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari
fungsi sastra yang sebenarnya.
Ø Fungsi Sastra
Sastra telah diakui sejak puluhan tahun lalu dan
merupakan media penting untuk membangun sebuah nilai-nilai dan kesadaran akan
norma dalam kehidupa masyarakat ,bahkan bangsa. Dapat juga sebagai media
komunikasi bahakan hiburan. Sastra dapat merubah semua pandangan karena “Sastra
Bukan Hanya Sekedar Kata”.
Memberikan banyak wawasan kepada pembaca,nilai dan
norma yang tergambar jelas didalamnya merupakan satu hal yang dapat memberikan
banyak hal kepada pembacanya agar menjadi sebuah penilaian baik atau buruk.
Karya sastra merupakan hiburan karena media apresiasi atau expresi kegembiraan
dan kesedihan.
Contoh dalam beberapa puisi
yang berjudul “Nusantara Membara” dan
“Anak-Anak Reformasi” Citra buruk
pada zamanya masa setelah reformasi 1997 telah digambar kandalam puisi-puisi
ini,dan menjadi pertanda dan penyandar lahirnya reformasi pada tahun 1998. Dua
puisi ini berkaitan dengan bagaimana kekerasan dan kerusakan pada masa itu.
Nusantara
Membara
karya
Nanang Rijono
Bara menyelusup
disudut hati
dingin
32 tahun
terpenjara.
Bara
dimana-mana
Bara di
kelam bangsa.
Mendidihkan
darah.
Membakar amarah.
Amuk meraja
ANAK-ANAK REFORMASI
Karya
Nanang Rijono
Anakku kembar tiga
Lelaki semuanya
Lahir di bulan
Januari
Tak lama setelah
Letter of intens ditandatangani
Anak pertama
kuberi nama Krismonadi Putra
Anak yang lahir
ketika negara ini
mengalami krisis
moneter yang besar sekali
Kuberi nama
demikian,agar kami sekeluarga terus ingat
Bahwa negara
kita nyaris bangkrut dan sekarat
Untung ada IMF,
yang mau menyutikkan dananya
Meskipun kita
harus kehilangan wibawa
Anak kedua
kuberi nama Kriscaya Abdinagara
Artinya anak
yang lahir ketika krisis kepeercayaan kepada
aparat negara
melanda
Kuberi nama
sedemikian, agar kami sekeluarga terus eling
Bahwa korupsi,kolusi,
dan nepotisme sudah merajalela
dari kota sampai
ke desa, dari pejabat penting
sampai bawahan
yang tak kurus kering
Untung masih ada
kyai dan ulama, yang mengingatkan aparat
meskipun sangat
terlambat
Anak ketiga
kuberi nama Kristal Maskisruh
artinya anak yang lahir ketika krisis total
melanda
dan maraknys
bentrok aparat dengan mahasiswa yang unjuk rasa
kubersi
sedemikian, agar kami sekeluarga terus
sadar
bahwa negara ini
menghadapi persoalan besar
dan harus ada
reformasi total dan pergantian kepemimpinan nasional
Untung mahasiswa
tidak di tunggangi oleh pihak ketiga
sehingga mereka
tidak ikut menjadi penjarah kota atau
terbakar hangus dengan sia-sia
Anakku kembar
tiga
Lelaki semmuanya
Lahir di bulan
Januari
Tak lama
kemudian terjadi suksesi
Sebuah kata yang bukan sekedar
rangkaian tanpa makna “Sastra” adalah kerja
intelektual yang cerdas dan
memberikan gambaran baru dalam kehidupan sehingga
mengemban fungsi menghibur, menyindir, dan membentuk perilaku masyarakat atau
pembaca. Belajar hidup tidak harus pergi jauh, semua orang dapat belajar dari
orang-orang yang dekat dalam kehidupan
keseharian,dalam keseharian kita pun banyak
belajar dan
banyak memahami sesuatu disekitar kita. Puisi berjudul “ berguru “ berikut
menyiratkan kerendahan hati sosok aku
yang menyadri dirinya belajar kepada
banyak pihak dari guru yang banyak dekat dengannya hingga seorang guru bangsa.
BERGURU
Karya Syamsul
Khaidir
Kepada diri aku berguru
Kepada anakku aku berguru
Kepada Emha aku berguru
Kepada Rendra aku berguru
Kepada Bung Karno aku berguru
Kepada guru aku berguru
Kepada ibuku aku berguru
Kepada bapakku aku berguru
Kepada adikku aku berguru
Kepada kakakku aku berguru
Kepada istriku aku berguru
Kepada musuhku aku berguru
Kepada alam aku berguru
Kepada nabi aku berguru
Kepada-Mu, ya Tuhan
aku berguru
ALLAH
Masyarakat sastra merupakan kaum
intelektual ,jangan pernah berpandangan bahwa karya sastra yang dihasilkan
hanyalah sebuah karya khayalan atau pun sebuah lamunan belaka. Banyaknya
ketidak pahaman bagaimana pada jamannya kemerdekan 1945 para intelektualah yang
membuat karya-karya sastra untuk dapat membangkitkan semangat perjuangan para
pahlawan, seperti : Chairil Anwar yang kita peringati pada hari ini sebagai
hari kematiannya (25-April-2012). Berkat karya-karya beliaulah berkobarlah api
semangat para pejuang kita pada masa itu.
Karya
sastra yang cerdas hanya dapat dipahami oleh pembaca yang cerdas. Karya cerdas
akan menjadi dangkal dan kering sewaktu dibaca dengan tingkat intelektual
pembaca yang rendah.
Dan
sampai kapanpun pastilah sastra itu memerankan dirinya untuk
menyinggung, menghibur,
mendidik, (tanpa memaksa, sejenis menawarkan), dan membentuk atau membangun
kesadaran (tanpa mendokrin). Cintailah
sastra Indonesia sebagai aset berharga bangsa,kalo bukan kita yang mencintai
siapa lagi?
KESIMPULAN
·
Sastra memang
bukan hanya sekedar kata tetapi lebih kepada makna yang terkandung dalam sebuah
karya sastra itu sendiri dan bukan hanya sebuah karya yang dinilai sebagai
sebuah khayalan atau karya lamunan semata tapi semua itu bercermin kepada
kehidupan.
·
Bukan
orang-orang bodoh yang dapat membuat sebuah karya sastra akan tetapi orang yang
cerdas dan memiliki sikap intelektulitas.
·
Karya sastra
yang cerdas bergantung dengan bagaimana si pembacanya.
·
Karya sastra
dapat menjadi sebuah hal yang mengabadikan sebuah momentum dari setiap masa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar